Pemberdayaan kader melalui pemicuan untuk implementasi seluruh pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah langkah penting dalam memastikan keberhasilan program sanitasi yang melibatkan masyarakat secara langsung. STBM terdiri dari lima pilar utama, yaitu:
1. Pilar 1: Stop Buang Air Sembarangan (BABS)
2. Pilar 2: Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pilar 3: Pengelolaan Air Minum dan Makanan yang Aman
4. Pilar 4: Pengelolaan Sampah
5. Pilar 5: Pengelolaan Limba Rumah Tangga
Untuk mencapai keberhasilan dalam implementasi seluruh pilar STBM, pemberdayaan kader masyarakat menjadi sangat krusial. Kader masyarakat berperan sebagai agen perubahan yang memotivasi dan mengedukasi masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip STBM dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memberdayakan kader melalui pemicuan dalam implementasi STBM:
1. Pelatihan dan Penyuluhan
Kader perlu mendapatkan pelatihan yang intensif terkait dengan seluruh pilar STBM. Pelatihan ini bisa mencakup teknik pengelolaan sampah, pentingnya cuci tangan pakai sabun, cara membangun sanitasi yang layak, dan pengelolaan air minum yang aman.
Kader juga harus memahami cara berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk mau berubah. Metode penyuluhan yang menarik dan interaktif akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan.
2. Pemberian Alat dan Sumber Daya
Kader perlu diberikan sumber daya yang cukup, baik berupa alat bantu edukasi, buku panduan, maupun akses informasi terkait perkembangan dan inovasi terbaru dalam bidang sanitasi.
Program pemberian insentif atau dukungan berupa bahan bangunan untuk fasilitas sanitasi bisa meningkatkan semangat kader dalam mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif.
3. Pemantauan dan Evaluasi
Kader harus dilibatkan dalam pemantauan dan evaluasi proses implementasi STBM di masyarakat. Mereka bisa memberikan laporan atau masukan tentang kondisi di lapangan, sehingga program bisa disesuaikan dan diperbaiki jika diperlukan.
4. Menggunakan Pendekatan Partisipatif
Pemberdayaan kader bukan hanya melalui pendekatan top-down, tetapi juga melalui pendekatan partisipatif, di mana kader dilibatkan dalam setiap tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program STBM.
Dengan pendekatan ini, kader merasa dihargai dan lebih memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan program tersebut.
5. Pemberdayaan Sosial dan Keterlibatan Masyarakat
Kader perlu dilatih untuk membangun jaringan sosial yang kuat di tingkat komunitas. Dengan demikian, mereka dapat mengorganisir masyarakat untuk bekerja bersama dalam mengimplementasikan seluruh pilar STBM.
Kader harus mampu mendeteksi masalah yang dihadapi masyarakat terkait dengan sanitasi dan mencari solusi bersama, dengan memotivasi mereka untuk menerapkan praktik sanitasi yang lebih baik.
6. Penguatan Komunikasi dan Penyuluhan Berbasis Media Sosial
Selain pertemuan tatap muka, penggunaan media sosial dan aplikasi komunikasi berbasis teknologi dapat membantu kader menyebarkan informasi lebih luas dan cepat. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya STBM bisa dilakukan melalui video, poster, atau infografis yang menarik.
Melalui langkah-langkah pemberdayaan kader yang terorganisir dan berkelanjutan, diharapkan implementasi seluruh pilar STBM bisa berjalan efektif dan
berdampak positif pada peningkatan kualitas sanitasi masyarakat.